Membongkar pikiran Gubernur Sulut yang ahistoris tentang Bank Sulut – Gorontalo
“Apabila kita berbicara soal uang, maka semua orang memiliki agama yang sama.” — Voltaire
Kutipan di atas saya gunakan untuk memaknai pikiran elite politik Sulut atau Gubernur yang baru terpilih Yulius selvanus, Terkait dengan bongkar pasang direksi dan komisaris Bank Sulut – Gorontalo disingkat BSG.
“Apabila kita berbicara soal Bank Sulut-Gorontalo tidak bicara sekedar Uang dan saham sebagai nilai tukar, karena semua orang akan bersepakat bahwa BSG sebuah institusi keuangan yang memiliki dua aliran identitas kuat Agama dan Suku yang berbeda yaitu muslim dan Non Muslim serta Gorontalo dan Bukan Gorontalo.
Gejolak muncul karena Gubernur Sulut adalah sosok yang ahistoris, telah mengabaikan roh lahirnya Bank Pembangunan Daerah dari kekuatan identitas Sulut Non Muslim dan Gorontalo Muslim.
Bongkar pasang direksi di BSG Gubernur Sulut tidak bisa tidak, suka tidak suka melekat sentimen kuat dari dua aliran identitas itu. Artinya uang yang diparkir di BSG sudah beragama dan berciri identitas Gorontalo.
Ini mengkonfirmasi bahwa uang yang dijadikan modal setor bukan sekedar nilai tukar tapi juga sebagai identitas politik daerah, sehingga bongkar pasang direksi dan komisaris harus mempertimbangkan identitas Suku dan Agama warga Gorontalo.
Saya membaca dalam beberapa komentar di media sosial bahwa isu kekuatan identitas Gorontalo dimainkan secara maksimal oleh politisi senior Gorontalo yang kini menjadi Wali Kota Gorontalo sodaraku Adhan Dambea, bahwa Islam yang mewakili unsur kekuatan di direksi dan komisaris BSG bukan Islam Gorontalo. Menurut saya ini salah satu kepiawaian Adhan berselancar di ombak politik BSG.
Disini saya menilai bahwa Gubernur Sulut mempertimbangkan isu identitas Islam Gorontalo berbeda dengan Islam Manado yang dianggap telah mewakili kelompok Islam dalam susunan Pimpinan BSG. Sehingga dipertimbangkan alias bongkar ulang.
Dalam posisi ini saya mendorong bahwa uang pemerintah daerah se-provinsi Gorontalo harus diberi bobot atau makna yang kuat bahwa penyertaan modal di BSG bukan sekadar alat tukar alat ukur berbentuk saham tapi harus menjadi pilar utama yang memengaruhi setiap keputusan strategis dan politik Kekuasaan yang diperlukan.
Artinya memberi kekuasaan kepada elit daerah atau Pemda untuk melakukan apa yang mereka inginkan, sehingga dapat memengaruhi dinamika kekuasaan yang memberi manfaat kepada warga Gorontalo baik Di Sulut atau di provinsi Gorontalo dalam kegiatan usaha mereka.
*Ditulis selingan setelah makan siang dan minum kopi Arabika di kaki pegunungan Jawa Barat.
16 April 2025
Oleh : Agung Mozin – (Politisi Senior, orang Gorontalo yang tinggal di Jakarta)