Wawancara Eksklusif: MUI Gorontalo Siap Gelar Musda, Siapa yang Layak Memimpin?

Pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah Kabupaten Pohuwato KH. Abdullah Aniq Nawawi, Lc.,MA

Bakukabar.id, Gorontalo – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gorontalo akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) dalam waktu dekat. Forum resmi itu akan menetapkan program kerja dan memilih Ketua Umum yang baru.

Lantas siapa pengganti KH. Abdurrahman Abubakar Bachmid selaku Ketua Umum MUI Gorontalo yang dinilai layak memimpin organisasi sebagai wadah berhimpun ormas keagamaan Islam dan cendekiawan di Gorontalo itu?

Perihal siapa sosok pengganti Ketua Umum MUI Provinsi Gorontalo, redaksi bakukabar.id, pada Kamis, 1 Mei 2025 melakukan wawancara langsung kepada Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Randangan, Kabupaten Pohuwato KH. Abdullah Aniq Nawawi.

Dalam wawancara Eksklusif, Wakil Katib Syuriah PWNU Gorontalo ini dimintai pandangannya terkait peran MUI sebagai wadah berhimpun ormas keagamaan Islam dan cendekiawan, termasuk kontribusi MUI selama ini.

Berikut kutipan wawancara redaksi bakukabar.id bersama KH. Abdullah Aniq Nawawi;

Musyawarah Daerah (MUI) Provinsi Gorontalo tak akan lama lagi. Seperti apa pandangan Anda terkait organisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) selama ini?

Menurut Gus Aniq sapaan akrabnya, bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah wadah berhimpunnya berbagai ormas Islam di Indonesia. Oleh karena itu, lanjut ia, dalam semangat musyawarah dan keterwakilan, sangat penting bahwa kepemimpinan MUI mencerminkan kekuatan dan kontribusi riil ormas-ormas yang tergabung di dalamnya.

“NU, sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, secara historis maupun struktural, telah memainkan peran dominan dalam pembentukan, perkembangan, dan keutuhan MUI. Karena itu, sudah sepatutnya posisi Ketua Umum MUI, baik di tingkat pusat maupun daerah, diamanahkan kepada kader terbaik NU”, terang Wakil Katib Syuriah PWNU Gorontalo ini.

Siapa menurut Anda yang layak memimpin MUI Provinsi Gorontalo setelah KH. Abdurrahman Abubakar Bachmid demisioner dan adakah Kader Nahdlatul Ulama Gorontalo yang direkomendasikan?

Ia menjawab bahwa siapapun bisa menakhodai MUI Gorontalo. Ada banyak sekali kiai-kiai yang layak berada di posisi tersebut. Hanya saja ia menegaskan bahwa tidak cukup  calon ketua MUI hanya “asal dari NU”. Yang lebih utama adalah bahwa kader tersebut mendapat legitimasi dan rekomendasi dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), sebagai satu-satunya entitas struktural yang berwenang mewakili NU di tingkat provinsi. Bagi Gus Aniq, hal itu bukan soal birokratisasi, tapi soal pertanggungjawaban organisasi dan kejelasan garis perjuangan.

“Di MUI Pusat pun hal ini menjadi preseden yang kuat. KH. Anwar Iskandar yang kini menjabat Ketua Umum MUI Pusat adalah Wakil Rais ‘Aam PBNU—sebuah isyarat penting bahwa ketua MUI berasal dari unsur tertinggi dalam struktur NU. Maka sangatlah wajar apabila MUI di tingkat provinsi mengikuti prinsip yang sama, yaitu menempatkan tokoh NU yang direkomendasikan resmi oleh PWNU”

Apakah NU Gorontalo tidak khawatir ketika dinilai justeru mendominasi Struktur di MUI, Gus?

Menurutnya, NU Gorontalo tidak mengkhawatirkan penilaian tersebut. Sebab hal itu telah menjadi kesepakatan tidak tertulis selama ini. Meskipun jelas ada tata cara dan mekanisme pemilihan dan organisasi.

“Ini bukan soal dominasi, tapi soal representasi yang sah dan bertanggung jawab. Jika MUI adalah rumah bersama umat Islam, maka pemimpin rumah ini harus dipilih berdasarkan ukuran penghuni terbanyaknya. Dan NU adalah organisasi paling besar, dengan basis massa paling banyak”, papar Gus Aniq.

Apa harapan Anda untuk Ketua Umum MUI Gorontalo yang baru nanti?

Ia berharap, bahwa saatnya MUI  mulai menyusun program yang manfaatnya bisa secara langsung dirasakan ummat, seperti sentuhan pada sektor riil dan sektor-sektor kemaslahatan lainnya. Selain itu MUI di daerah juga diharap menjaga marwahnya dengan menempatkan pemimpin yang tidak hanya mewakili ormas terbesar, tetapi juga memiliki legitimasi struktural dari organisasi yang diwakilinya. Dengan begitu, kolaborasi antar ormas di MUI akan berjalan lebih tertib, seimbang, dan penuh saling hormat.

Terakhir Gus Aniq menekankan pentingnya kekompakan unsur NU dalam mengusung kader-kader terbaiknya.

“Kalau NU tidak kompak dan menunjukan marwahnya, siapa saja bisa jadi ketua MUI dan setelah terpilih cukup mengaku dia ini NU. Meskipun kontribusi dan sanad keilmuannya tidak NU”, tutup pengurus LBM PBNU ini.

Diketahui, MUI Gorontalo pada Sabtu 3 Mei 2025 akan menggelar Musda ke-VI, yang akan berlangsung di Grand Q Hotel, Kota Gorontalo. Seluruh ormas keagamaan islam, baik Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di tingkat wilayah berhak dipilih dan memilih pada forum tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup