Film SSP II, Mengisahkan Situasi Sulit Anggota Densus 88 Melawan Terorisme
Bakukabar.id, Gorontalo – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Satgaswil Densus 88 AT Polri Gorontalo sukses menyelenggarakan nonton bareng (Nobar) Film Sayap-sayap Patah (SSP) II, bertempat di Studio XX1, City Mall Gorontalo, Ahad, 1 Juni 2025.
Nobar film SSP II dalam rangka memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni dimulai pada pukul 19.00 Wita.
Film SSP II ini diangkat dari kisah nyata seorang anggota Densus 88 yang harus berhadapan dengan ancaman terorisme sambil memastikan keselamatan keluarganya.
Film tersebut mengisahkan situasi yang dialami Pandu seorang anggota Densus 88 berjuang sebagai ayah tunggal setelah ditinggal istrinya.
Pandu berusaha menyeimbangkan peran sebagai penegak hukum dan orang tua bagi putrinya, Olivia. Namun, ledakan bom di kafe dan kebebasan Leong, mantan pemimpin kelompok teroris, menambah kompleksitas situasi.
Hal itu kemudian membuat Pandu terlibat dalam penyelidikan yang memaksanya untuk menjauhi putrinya, Olivia.
Film yang di sutradarai Ferry Pei Irawan itu menggambarkan kesulitan yang dialami Pandu (Arya Seloka) yang begitu sulit membagi peran sebagai petugas penegak hukum dan disisi lain sebagai Ayah buat Olivia.
Namun di satu sisi, kehadiran Suri, guru sekolah Olivia membawa kehangatan dan dukungan bagi Pandu serta keluarga. Bunga-bunga cinta antara keduanya tumbuh perlahan.
Ditengah benih-benih cinta tumbuh diantara Pandu dan Suri, situasi kembali mencekam. Pandu dan Putrinya, Olivia menjadi sasaran teroris. Pandu kembali diperhadapkan dengan pilihan: memilih keluarga atau melindungi negara dari ancaman kelompok teror.
Pesan moral dari film ini juga sangat menyentuh para penonton agar senantiasa waspada terhadap gejala paham radikalisme dan terorisme dilingkungan sekitar kita, termasuk para Anggota Densus 88 AT Polri dan petugas Kepolisian selalu waspada saat bertugas, menjaga keharmonisan keluarga, serta membangun sinergi antara masyarakat dan aparat keamanan.
Ketua FKPT Gorontalo Dr.Funco Tanipu, MA mengatakan, penyelenggaran Nobar ini merupakan bagian dari program FKPT Gorontalo dalam pencegahan radikalisme dan terorisme melalui budaya dan literasi media.
“Melalui film ini, kami ingin membuka mata masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya menjaga ideologi negara dan tidak terpengaruh oleh paham-paham yang menyesatkan,” katanya.
FKPT dan Satgaswil Densus 88 AT Polri Gorontalo mengharapkan agar masyarakat Gorontalo, khususnya generasi muda, semakin tangguh dalam menghadapi pengaruh ideologi kekerasan dan mampu menjadi agen perdamaian di lingkungan masing-masing.