Melangkah Pasti: Kombes Pol. Ade Permana Emban Amanah Baru di Polda Gorontalo

Kapolresta Gorontalo Kota, Kombes Pol. Dr. Ade Permana.

Dikenal dengan inovasi pelayanan dan pendekatan humanis, mantan Kapolresta Gorontalo Kota ini kini menjabat sebagai Dirreskrimum Polda Gorontalo

Rotasi Strategis: Kepemimpinan Baru dalam Derap Polda Gorontalo

Kepolisian Daerah Gorontalo memasuki fase baru dalam derap kepemimpinannya. Dalam upaya memperkuat struktur kelembagaan serta menjawab tantangan keamanan dan penegakan hukum di tingkat regional, rotasi jabatan kembali digulirkan. Salah satu figur yang mendapat kepercayaan untuk mengemban amanah strategis adalah Kombes Pol. Dr. Ade Permana, S.I.K., M.H.

Perwira menengah yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolresta Gorontalo Kota ini kini ditunjuk sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Gorontalo, menggantikan Kombes Pol. Yos Guntur Yudi Fauris Susanto. Serah terima jabatan tersebut merupakan bagian dari penyegaran organisasi yang lazim dilakukan dalam tubuh Polri.

Kepemimpinan yang Merangkul: Dari Ketegasan ke Keterbukaan

Selama memimpin Polresta Gorontalo Kota, Kombes Pol. Ade Permana dikenal sebagai figur pemimpin yang mampu menjembatani dua dunia: ketegasan dalam penegakan hukum, dan keterbukaan dalam membangun relasi sosial dengan masyarakat. Gaya kepemimpinannya berpijak pada prinsip “polisi sebagai pelayan rakyat”—bukan sekadar aparat penegak aturan.

Ia berhasil mendorong transformasi internal Polresta melalui inovasi pelayanan publik. Beberapa program unggulannya antara lain peluncuran SP2HP Online untuk mempermudah pelapor memantau perkembangan kasus, penguatan Call Center 110 sebagai saluran komunikasi responsif, dan inisiasi “Jumat Curhat”, forum tatap muka mingguan antara polisi dan warga yang berlangsung dalam suasana informal dan kekeluargaan.

Tidak berhenti di situ, Ade juga memimpin langsung kegiatan sosial seperti pembagian sembako, pengobatan gratis, dan penyuluhan hukum, terutama di bulan Ramadan atau saat perayaan Hari Bhayangkara. Seluruh pendekatan ini menjadikan institusi Polresta Gorontalo Kota lebih terbuka, adaptif, dan dekat dengan denyut kehidupan masyarakatnya.

Puncaknya, selama masa kepemimpinannya, Polresta Gorontalo Kota berhasil meraih predikat Zona Hijau dari Ombudsman RI dan menyabet Penghargaan Pelayanan Publik Kategori A dari Kapolri. Dua pencapaian ini menandai bahwa pelayanan publik berbasis kepercayaan dan partisipasi benar-benar membuahkan hasil konkret.

Jejak Intelektual: Polisi Akademisi dengan Perspektif Antropologis

Di balik reputasinya sebagai perwira yang aktif di lapangan, Kombes Pol. Ade Permana juga mengukir pencapaian gemilang di ranah akademik. Ia tercatat sebagai salah satu anggota Polri yang menempuh pendidikan doktoral di luar rumpun hukum atau kepolisian. Pada 5 Juli 2022, Ade resmi menyandang gelar Doktor Antropologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar.

Dalam disertasi berjudul: “Merebut Ruang di Perkotaan: Suatu Studi Antropologi tentang Moda Transportasi Bentor di Gorontalo,” Ade membedah dinamika sosial dan budaya yang melingkupi keberadaan bentor—becak motor—sebagai ikon transportasi khas Gorontalo. Penelitian ini tidak hanya membahas mobilitas fisik, tetapi juga ruang sosial, persepsi publik, dan relasi kuasa dalam kota.

Ia menyoroti bagaimana bentor merepresentasikan kreativitas warga dalam menghadapi keterbatasan infrastruktur dan ekonomi. Dalam paparannya, Ade menjelaskan bahwa kehadiran bentor bukan semata moda transportasi, melainkan simbol perjuangan kelas pekerja kota. Meski kerap distigma sebagai sumber kemacetan dan ketidakteraturan, bentor juga dipersepsi positif sebagai moda murah, fleksibel, dan responsif terhadap kebutuhan warga.

“Untuk mendapat ruang di masyarakat kota, bentor ini mengembangkan dan mereproduksi wacana sebagai pemberi lapangan kerja dan respons atas kebutuhan mobilitas masyarakat. Nilai-nilai budaya Gorontalo memperkuat keberlangsungan eksistensinya,” terang Ade.

Promosi doktoral itu juga dihadiri akademisi lintas kampus, termasuk Prof. Semiarto Aji Purwanto, Dekan FISIP Universitas Indonesia, yang bertindak sebagai penguji eksternal. Salah satu apresiasi datang dari Prof. Dr. Tasarifin Tahara, co-promotor yang kini menjabat sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Dili Timor Leste dalam sidang terbuka tersebut.

“Apa yang dicapai Pak Ade memperlihatkan betapa pentingnya pendekatan antropologis dalam memahami fenomena sosial urban. Studi semacam ini membantu pejabat publik membaca realitas masyarakat secara lebih empatik dan strategis,” ujar Tasarifin.

Apresiasi Sosiolog: Menyatukan Pengetahuan dan Kepemimpinan Lapangan

Penempatan Ade Permana sebagai Dirreskrimum Polda Gorontalo juga mendapat tanggapan positif dari kalangan ilmuwan sosial. Dr. Funco Tanipu, ST., M.A., seorang sosiolog dari Universitas Negeri Gorontalo, menyebut bahwa promosi ini mencerminkan arah baru dalam rekrutmen kepemimpinan di institusi negara—di mana kombinasi kapasitas teknis dan sensitivitas sosial mulai diperhitungkan secara serius.

“Pak Ade bukan hanya memahami teks hukum, tetapi juga konteks sosial. Ia membuktikan bahwa pendekatan humanistik tidak membuat aparat menjadi lunak, melainkan lebih tajam dalam melihat akar persoalan. Ini penting untuk menjadikan fungsi reserse lebih akuntabel,” jelas Funco.

Menurut Funco, gaya kepemimpinan seperti ini—yang terbuka, kolaboratif, dan reflektif—adalah bentuk terbaik dari soft power kepolisian di era masyarakat yang semakin kritis dan digital.

Menatap Tugas Baru: Penegakan Hukum yang Adil, Kontekstual, dan Kolaboratif

Kini sebagai Dirreskrimum, Kombes Pol. Dr. Ade Permana dihadapkan pada medan tugas yang lebih kompleks: menangani kejahatan konvensional hingga kekerasan berbasis komunitas yang membutuhkan analisis cermat dan penanganan sensitif. Namun dengan pengalaman panjang di sektor pelayanan publik dan bekal akademik yang kuat, publik meyakini bahwa ia akan membawa warna baru dalam penegakan hukum di Gorontalo.

Ia sendiri tidak banyak berjanji secara bombastis. Dalam pernyataan singkatnya, ia menegaskan komitmen untuk melanjutkan fondasi baik yang telah diletakkan pejabat sebelumnya, sembari memperkuat sinergi dengan penegak hukum lainnya, pemerintah daerah, dan masyarakat sipil.

Penutup: Dari Jalanan Kota ke Ruang Akademik, dari Riset ke Kepemimpinan

Perjalanan Kombes Pol. Dr. Ade Permana adalah contoh langka dari sintesis antara praktik dan teori, antara disiplin organisasi dan kedalaman pemahaman sosial. Ia bukan hanya perwira polisi, tetapi juga pembelajar sosial, pemimpin dialogis, dan pejabat intelektual.

Dengan karakter semacam itu, publik Gorontalo patut menaruh harapan pada babak baru ini. Di tengah kompleksitas masalah hukum dan sosial yang berkembang, hadirnya sosok seperti Ade memberikan secercah optimisme: bahwa hukum bisa ditegakkan tanpa kehilangan kemanusiaan, dan bahwa polisi bisa hadir tanpa harus menakutkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup