Prabowo dan MBS Resmikan DKT RI-Saudi: Indonesia-Arab Saudi Bangun Jembatan Spiritual dan Strategis Baru
Bakukabar.id, Jakarta — Keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji 2025 menjadi fondasi strategis bagi Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, dalam membuka babak baru hubungan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi.
Dalam kunjungan kenegaraannya ke Jeddah pada awal Juli 2025, Prabowo bersama Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), secara resmi membentuk Dewan Koordinasi Tertinggi (DKT) RI-Saudi.
Pembentukan DKT ini menjadi simbol penguatan hubungan kedua negara ke level institusional tertinggi, mengikuti pola hubungan Arab Saudi dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok.
Dalam struktur awal DKT, Prabowo menunjuk Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., sebagai salah satu anggota tim kerja.
Sosok Nasaruddin, yang juga menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal dan dikenal sebagai ulama moderat Indonesia, dinilai memiliki kapasitas besar dalam mengembangkan dimensi spiritualitas dalam diplomasi internasional.
“Selama ini kerja sama Indonesia-Saudi terbatas pada urusan haji, umrah, dan tenaga kerja. Dengan DKT, kita ingin membangun hubungan yang lebih luas, termasuk dalam diplomasi keagamaan dan pendidikan spiritual,” ujar Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, di sela pertemuan bilateral di Jeddah, Kamis (3/7).
Dari Politik dan Ekonomi, Menuju Diplomasi Spiritual
Langkah ini memperluas cakupan kerja sama tidak hanya pada aspek industri dan investasi, tetapi juga kebudayaan, pendidikan, serta pembangunan peradaban.
Masuknya Nasaruddin Umar dianggap sebagai penegasan posisi Indonesia sebagai motor Islam moderat dan penjembatan antarbangsa Muslim.
Menurut Prabowo, kehadiran Nasaruddin tidak hanya akan memperkuat diplomasi haji, tetapi juga akan menjadi penggerak proyek strategis seperti pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah.
Proyek ini dirancang sebagai pusat pelayanan permanen bagi jemaah Indonesia dan etalase budaya-spiritual Nusantara di Tanah Suci.
“Ini bukan hanya soal politik dan ekonomi. Ini juga tentang membangun jembatan spiritual antara dua bangsa Muslim besar. Nasaruddin Umar adalah sosok tepat untuk itu,” ungkap Prabowo.
Selain itu, DKT juga akan mendorong kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk pembentukan tim kajian program prioritas dan kerangka tata kelola bilateral.
Kesepakatan ini ditegaskan melalui penandatanganan Minutes of Meeting (MoM) oleh kedua kepala negara.
Babak Baru Diplomasi Indonesia
DKT RI-Saudi menjadi platform baru dalam menjembatani diplomasi multiaspek antara dua negara. Keikutsertaan Indonesia dalam format ini menjadikannya satu-satunya negara Asia Tenggara dengan skema hubungan kelembagaan setara dengan kekuatan global di mata Riyadh.
Bagi Nasaruddin Umar, keterlibatan ini adalah kelanjutan dari kiprahnya di kancah internasional, terutama dalam mengusung Islam wasathiyah (moderat) dan membangun dialog lintas agama serta budaya.
Harapan Masa Depan: Spiritualitas dan Kemanusiaan Global
Langkah strategis ini menjadi tonggak penting bahwa hubungan bilateral tidak lagi hanya berorientasi pada kepentingan teknis, melainkan merambah wilayah-wilayah esensial umat manusia: agama, kemanusiaan, dan peradaban.
Dengan DKT, Indonesia dan Arab Saudi mengukir jalan baru: membangun masa depan bersama, yang tak hanya menguatkan ekonomi, tetapi juga mempererat tali spiritual dan nilai kemanusiaan lintas negara.
“Ini tentang masa depan bersama. Ekonomi, spiritual, dan kemanusiaan. Indonesia dan Saudi berjalan beriringan,” tutup pernyataan resmi dari Delegasi RI di Jeddah.
Jika Anda memerlukan versi siaran pers, infografis naratif, atau headline pendek untuk media sosial, saya bisa bantu sesuaikan.