Kasatgaswil Densus 88 Bali: Anak dan Remaja Perempuan Jadi Target Radikalisasi di Media Sosial

Flayer bedah buku "Keluar dari Jerat Kekerasan" karya Leebarty Taskarina di Gramedia Matraman, Jakarta Timur, Jumat (4/7/2025) sore

Bakukabar.id, Jakarta – Kepala Satuan Tugas Wilayah (Kasatgaswil) Densus 88 Bali, Kombes Pol Didik Novi Rahmanto, menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya radikalisasi di kalangan kelompok rentan, terutama anak-anak dan remaja perempuan. Fenomena ini disebut terjadi melalui platform media sosial dan aplikasi perpesanan yang kian mudah diakses.

Dalam acara peluncuran buku “Keluar dari Jerat Kekerasan” karya Leebarty Taskarina di Gramedia Matraman, Jakarta Timur, Jumat (4/7/2025) sore, Didik menuturkan bahwa banyak propaganda radikal menyasar pengguna muda melalui grup-grup diskusi daring.

“Beberapa waktu lalu saya menangani kasus yang melibatkan anak-anak SMP. Mereka tergabung dalam grup-grup yang menyebarkan paham radikal,” ujarnya.

Menurut Didik, fakta ini menjadi sinyal kuat bahwa radikalisasi di Indonesia telah menyasar level usia yang lebih muda, dengan perempuan dan anak-anak sebagai target utama. Ia menyebut fenomena ini sebagai tantangan baru dalam penanggulangan terorisme di era digital.

Upaya Deradikalisasi Masih Terus Berjalan

Meski mengakui bahwa strategi pemerintah dan Densus 88 dalam beberapa tahun terakhir telah membuahkan hasil signifikan, Didik menekankan bahwa ancaman terorisme belum sepenuhnya hilang. Penangkapan demi penangkapan masih terjadi, menandakan adanya sel-sel baru yang terus tumbuh.

“Proses deradikalisasi masih terus berjalan. Penanganannya harus dilakukan secara komprehensif, dari hulu hingga hilir,” tegasnya.

Peran Akademisi Dinilai Sangat Penting

Dalam kesempatan tersebut, Didik juga memberikan apresiasi terhadap keterlibatan kalangan akademisi dalam membantu merumuskan pendekatan strategis penanggulangan terorisme. Menurutnya, kehadiran buku “Keluar dari Jerat Kekerasan” merupakan bukti nyata bahwa kajian ilmiah bisa menjadi sumbangsih penting dalam perumusan kebijakan negara.

“Analisis dari Mbak Leebarty ini adalah bagian dari kontribusi luar biasa akademisi. Kami sangat terbantu dengan perspektif seperti ini di lapangan,” ujarnya.

Ia berharap, ke depan, semakin banyak kajian-kajian ilmiah dan riset strategis yang dapat menjadi panduan dan masukan berharga bagi aparat keamanan dalam memerangi radikalisasi dan ekstremisme kekerasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup