Ekoteologi dan Fashion Pada Specta UNUSIA, Akuntansi Rebut Juara III
BAKUKABAR.id, Jakarta – Perhelatan spektakuler Specta UNUSIA ke-10 kembali membuktikan bahwa kreativitas mahasiswa dapat berpadu harmonis dengan nilai-nilai lingkungan dan spiritualitas. Salah satu lomba paling menarik adalah Fashion Show “Wasted to Wonder”, yang mengusung konsep busana dari bahan daur ulang sebagai bentuk implementasi Ekoteologi—sebuah pendekatan teologis yang menempatkan kepedulian terhadap lingkungan sebagai bagian dari keimanan.
“Fashion show ini bukan sekadar kompetisi estetika, tetapi merupakan bentuk nyata perilaku ekoteologis. Bahwa kebersihan adalah bagian dari iman, dan daur ulang adalah manifestasi ibadah dalam bentuk nyata,” ujar Muhammad Aras Prabowo, dosen pembimbing dari Program Studi Akuntansi UNUSIA, saat memberikan keterangan usai mendampingi tim mahasiswanya. 21/07/2025.
Dalam kompetisi tersebut, tim HIMA Akuntansi yang terdiri dari Zulia Rahmawati dan M. Faizin Ghozali—mahasiswa semester 2—berhasil meraih juara III. Busana mereka memadukan unsur plastik dan kertas bekas, membentuk siluet elegan dan futuristik yang mencerminkan tema “Wasted to Wonder: Mengubah Limbah Menjadi Keajaiban”.
“Kami ingin menampilkan bahwa limbah bisa punya nilai seni, bahkan bisa dikembangkan menjadi bisnis kreatif,” ungkap Zulia. Faizin menambahkan, “Melalui lomba ini kami belajar bahwa fashion bisa menjadi media dakwah lingkungan.”
Ketua HIMA Akuntansi, Fari, turut mengapresiasi pencapaian tersebut. “Kami bangga karena Akuntansi tidak hanya bicara angka, tapi juga bisa tampil inovatif dan peduli lingkungan. Ini membuktikan bahwa mahasiswa akuntansi punya kepedulian holistik, tidak hanya akademik.”
Kompetisi ini diikuti puluhan tim dari berbagai prodi di UNUSIA, sesuai dengan ketentuan lomba yang tercantum dalam Rulebook Fashion Show “Wasted to Wonder”. Setiap tim terdiri dari dua orang dan diwajibkan menciptakan busana dari bahan bekas seperti plastik, kardus, kain sisa, atau kertas, dengan penilaian berdasarkan kreativitas, penggunaan bahan daur ulang, penampilan, kesesuaian tema, dan kekompakan tim.
Busana yang ditampilkan juga wajib disertai narasi satu menit yang menjelaskan filosofi di balik desainnya. Dengan konsep ini, fashion show tidak hanya menampilkan keindahan visual, tapi juga pesan moral yang kuat tentang pelestarian lingkungan.
Specta UNUSIA tahun ini menunjukkan bahwa semangat ekoteologi bisa hidup dalam seni, mode, dan kreativitas mahasiswa. Ke depan, sebagaimana disampaikan Aras, desain berbahan limbah ini bisa digagas sebagai lini fashion bernilai ekonomis, membuka peluang baru di industri kreatif dan berkelanjutan.