Agenda Halaqah Pertanian Beberkan 11 Problem Pertanian di Kabupaten Pohuwato

Halaqah Pertanian yang digelar di aula madrasah PP Salafiyah Syafiiyah Pohuwato, Sabtu 26 April 2025.

Bakukabar.id, Gorontalo– Halaqah Pertanian yang digagas Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah dan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama membeberkan sejumlah problem pertanian di Kabupaten Pohuwato, Sabtu (26/4/2025).

Tim Riset Halaqah Pertanian Misbahul Muslimin menyampaikan, bahwa tantangan yang tengah dihadapi dunia pertanian di Kabupaten Pohuwato cukup menghawatirkan. Jika hal tersebut tidak segera dicarikan solusi, maka hal itu akan berdampak pada perekonomian masyarakat, terutama para petani yang mengantungkan hidupnya dari alam.

Berikut 11 Probelum pertanian menurut Tim Riset Halaqah Pertanian:

1. Tingkat Keseburan Tanah Menurun
2. Harga Komuditas Jagung Rendah
3. Bibit subsidi yang tidak sesuai dgn kebutuhan perani
4. Bantuan permodalan
5. Hama tikus dan ulat barang
6. Terputusnya akses jembatan di desa PK satu
7. Banjir yang sering melanda akibat sungai yang dangkal
8. Hutang Petani Kepada Perusahaan Sawit
9. Kondisi tanah pertanian yang terkena rembesan irigasi
10. Alsinta
11. Deforestasi yang terus terjadi

“Semoga halaqah pertanian siang hari ini dapat berjalan dengan baik dan bisa memberikan rekomendasi atas problem pertanian di Kabupaten Pohuwato, khusus di dua wilayah (randangan dan taluditi), tutup Muslimin.

Sementara itu, Pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah KH. Abdullah Aniq Nawawi dalam sambutannya menyampaikan, bahwa Halaqah Pertanian ini sengaja digagas guna mencarikan solusi atas problem pertanian di Kabupaten Pohuwato.

“Berawal diskusi kecil dengan para petani dan warga sekitar Pondok terkait kompleksitas pertanian, mulai dari hama pertanian, tingkat keseburan tanah, termasuk deforestasi yang cukup massif”, kata Gus Aniq sapaan akrabnya.

Sejak saat itu, lanjut Gus Aniq, PP Salafiyah dan LPPNU mendiskusikan bersama dan pentingnya forum diksusi dengan menghadirkan sejumlah narasumber yang dapat membantu memecahkan problem yang tengah dialami para petani dan warga di sekitar Pondok Pesantren.

“Bagi kami, agenda ini merupakan praktik dari nilai-nilai agama. Bagaimana nilai-nilai agama dapat beriringan dengan kesejahteraan warga. Nilai agama harus menjadi spirit gerakan untuk memecahkan problem masyarakat”, tutupnya.

Dalam Halaqah Pertanian tersebut turut menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya, Ujang Supriadi (Bank Indonesia), Wasirin (Penyuluh Pertanian), Pata Sija ( BRMP Gorontalo), Dahlan Usman (Gempita Gorontalo), Kamri Alwi (Kadis Pertanian Pohuwato) dan Patmasanti (Koordinator Program Manager Burung Indonesia Gorontalo).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup