Geliat Ekonomi GP Ansor di Tangan Addin Jauharudin

Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H. Addin Jauharuddin saat memberikan sambutan pada Inaugurasi GP Ansor se-Gorontalo bertempat di Ballroom Hotel Damhil, Kota Gorontalo, Sabtu 19 Juli 2025.

BAKUKABAR.id – Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) telah lama menjadi garda depan pemuda Nahdlatul Ulama (NU) dalam menegakkan nilai-nilai keislaman yang moderat, menjaga keutuhan bangsa, dan memperkuat identitas kebangsaan. Namun, satu aspek yang selama ini belum tergarap secara maksimal adalah penguatan ekonomi kader dan organisasi. Di bawah kepemimpinan Addin Jauharudin, wajah GP Ansor mulai menunjukkan arah baru: membangun kemandirian ekonomi organisasi berbasis kader.

Hal itu dibuktikan ketika Addin menjadi pembicara utama dalam Halaqah Ekonomi Ansor yang digagas Ansor Gorontalo pada Sabtu, 19 Juli 2025, siang. Dalam Halaqah Ekonomi tersebut, Addin Jauharudin menegaskan pentingnya mendorong kader Ansor untuk menjadi lebih produktif secara ekonomi. Ia menyampaikan bahwa gerakan ekonomi yang dilakukan oleh kader-kader Ansor harus berdiri di atas fondasi sejarah panjang perjuangan ekonomi Nahdlatul Ulama, khususnya semangat Nahdlatut Tujjar—gerakan kebangkitan saudagar pribumi yang diinisiasi oleh para pendiri NU sebelum organisasi ini lahir secara resmi pada 1926.

Addin menjadi pembicara utama dalam Halaqah Ekonomi Ansor Gorontalo, betempat di Aula PWNU Gorontalo, Sabtu 19 Juli 2025, siang/ Dok. GP Ansor Gorontalo

“Semangat Nahdlatut Tujjar adalah warisan penting para muassis NU. Di dalamnya ada tafsir ekonomi yang luar biasa, bahwa kita tidak hanya diperintahkan untuk berdakwah secara lisan, tetapi juga secara sosial dan ekonomi. Ini yang harus kita hidupkan kembali,” ungkap Addin di hadapan para peserta halaqah.

GP Ansor Menjadi Pusat Inkubasi Sosial-Ekonomi

Addin juga menggarisbawahi bahwa kemandirian ekonomi bukan semata-mata soal menciptakan lapangan usaha, tetapi bagaimana organisasi mampu melahirkan generasi yang berdaya saing dan berpendidikan unggul.

Sekolah Unggulan NU sebagai Pusat Inkubasi Sosial-Ekonomi Salah satu strategi jangka panjang yang ia sampaikan dalam forum tersebut adalah pentingnya pendirian sekolah-sekolah unggulan NU di setiap provinsi. Sekolah-sekolah ini tidak hanya menjadi pusat pendidikan formal, tetapi juga inkubator nilai dan keterampilan ekonomi bagi generasi muda NU.

Addin membayangkan sekolah-sekolah unggulan NU sebagai tempat kaderisasi ideologis dan profesional: di mana para siswa tidak hanya dibekali dengan ilmu keislaman dan kebangsaan, tetapi juga keterampilan kewirausahaan, teknologi digital, dan ekonomi kreatif.

“Kalau kita punya sekolah unggulan di setiap provinsi, maka masa depan NU dan Ansor bisa kita pegang dari sekarang. Kita siapkan pemimpin dan pelaku ekonomi sejak mereka masih di bangku pendidikan,” tegas Addin.

Dengan demikian, transformasi ekonomi yang digagas oleh Addin tidak terhenti pada ranah usaha atau UMKM semata, tetapi bergerak menuju ekosistem kaderisasi ekonomi jangka panjang, dimulai dari pendidikan, berlanjut ke pelatihan, dan bermuara pada pemberdayaan komunitas.

Transformasi ini tidak hanya menjadi respons atas tantangan zaman, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam menjawab krisis kemandirian yang selama ini melingkupi banyak organisasi sosial keagamaan.

Kemandiran Ekonomi Fondasi Utama GP Ansor

Addin yang juga Penulis buku “Menggerakan Nahdlatut Tujjar”, adalah sosok muda NU yang akrab dengan dunia aktivisme dan kewirausahaan. Ia nampak membawa semangat baru dalam memimpin GP Ansor. Ia percaya bahwa kemandirian ekonomi adalah fondasi utama organisasi yang kuat dan berpengaruh. Tanpa itu, organisasi cenderung bergantung pada sponsor, donor, atau bahkan kepentingan politik jangka pendek.

Dalam berbagai kesempatan, Addin mengungkapkan bahwa ideologi yang kokoh, kaderisasi yang mapan, dan ekonomi yang mandiri adalah tiga pilar utama gerakan pemuda masa kini. Ketiganya harus berjalan beriringan agar organisasi mampu bertahan dan berkembang dalam jangka panjang.

“Kita harus mulai membiasakan kader untuk berpikir tidak hanya dalam kerangka pengabdian dan ideologi, tetapi juga dalam kerangka ekonomi dan kemandirian. Organisasi ini tidak bisa besar kalau ekonominya lemah,” ujar Addin saat membuka Pelatihan Ekonomi Kader GP Ansor di Jakarta.

Di tangan Addin, GP Ansor tidak hanya berhenti pada wacana. Sejumlah langkah konkret telah digulirkan untuk membangun ekosistem ekonomi kader. Hal itu dilihat dari Pembentukan Koperasi Kader Ansor. Koperasi menjadi salah satu instrumen utama untuk membangun solidaritas ekonomi. Di berbagai daerah, GP Ansor mulai mendorong pembentukan Koperasi Kader Ansor yang dikelola oleh para alumni pelatihan kewirausahaan dan kaderisasi. Koperasi ini tidak hanya berfungsi sebagai alat simpan pinjam, tetapi juga menjadi inkubator bisnis mikro dan komunitas perdagangan lokal.

Koperasi-koperasi ini diarahkan untuk mengelola potensi lokal—baik itu hasil pertanian, produk UMKM, jasa logistik, hingga sektor digital—agar bisa menopang kegiatan organisasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan anggota.

Membangun Jejaring dan Kolaborasi

Selain itu, jika ditelusuri, GP Ansor di tangan Addin telah mendorong adanya Literasi Finansial dan Digitalisasi UMKM. Melalui kemitraan dengan lembaga keuangan syariah, startup fintech, dan pemerintah daerah, GP Ansor menyelenggarakan pelatihan rutin untuk meningkatkan literasi keuangan dan digital para kader.

Dengan pelatihan ini, Addin berharap agar para kader tidak hanya menjadi penggerak dakwah sosial, tetapi juga pelaku ekonomi yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan teknologi.

Foto bersama Addin dan Pelaku UMKM Gorontalo yang telah sukses membuka beberapa outlet, yakni outlet Pia Yango dan Sagala Sagela/Dok. GP Ansor Gorontalo

GP Ansor di tangan Addin pun telah menciptakan Program Inkubasi Bisnis Kader Muda NU. Salah satu program unggulan Addin adalah menciptakan inkubator bisnis kader muda NU, di mana para alumni pesantren atau kader muda yang memiliki ide bisnis diberi pendampingan intensif selama 6 bulan hingga 1 tahun. Dalam fase ini, mereka mendapatkan mentoring, pelatihan bisnis, dan akses modal awal.

Program ini sudah dirintis di beberapa kota besar seperti Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung, dengan fokus pada sektor-sektor strategis seperti: Kuliner berbasis halal, Ekonomi kreatif dan konten digital, jasa logistik dan transportasi berbasis komunitas dan pertanian terpadu berbasis pesantren

Keberhasilan program ekonomi GP Ansor juga ditentukan oleh kemampuan menjalin jejaring dan kolaborasi. GP Ansor di tangan Addin mengambil langkah strategis dengan membangun kemitraan antara GP Ansor dan berbagai aktor ekonomi. Addin bisa dibilang telah menciptakan ekosistem, yakni Sinergi dengan BUMN dan Swasta.

Ketua Umum Addin Jauharudin bersama Sekjend PP GP Ansor Rifqi Al-Mubarok meresmikan Warung dan Gallery Badan Usaha Milik Ansor (BUMA), Komplek Kantor PWNU Gorontalo di Jalan Sam Ratulangi, Sabtu 19 Juli 2025/Dok. GP Ansor Gorontalo

Melalui pendekatan proaktif, Addin berhasil menjalin kemitraan dengan sejumlah BUMN dan perusahaan swasta untuk membuka ruang partisipasi ekonomi bagi kader Ansor, seperti: Program waralaba bersama BUMN logistik dan pangan, distribusi produk UMKM kader ke toko-toko ritel modern, dukungan modal ventura untuk startup kader muda.

Di Gorontalo, Addin telah meresmikan Warung dan Gallery Badan Usaha Milik Ansor (BUMA), sebuah langkah awal kemandirian ekonomi GP Ansor di Gorontalo.

Patriot Ketahanan Pangan: Strategi GP Ansor Merespon Krisis Pangan Global

Addin sepertinya cermat membaca ketidakpastian global. Misalnya krisis pangan yang menjadi ancaman nyata dan memerlukan respons serius dari berbagai elemen bangsa. Bagi Addin Jauharudin, ketahanan pangan bukan sekadar isu teknis pertanian, tetapi sebuah arena perjuangan strategis—dan kader Ansor harus berdiri di garis depan sebagai patriot ketahanan pangan.

“Kalau pemuda tidak menggarap tanahnya sendiri, bangsa ini akan tergantung pada pangan luar. Kita harus melahirkan patriot-patriot pangan dari barisan kader Ansor,” tegas Addin dalam beberapa forum GP Ansor.

Di Kabupaten Bonebolango, Addin mencanangkan Patriot Ketahanan Pangan yang dihadiri Forkopimda dan ratusan kader GP Ansor Gorontalo yang ditandai dengan penanaman jagung/ Dok. GP Ansor Gorontalo

Di Gorontalo, Addin menyampaikan bahwa Patriot Ketahanan Pangan yang digagas GP Ansor ini merupakan bukti bahwa GP Ansor dapat mendukung program pemerintah terutama dalam bidang ketahanan pangan.

“Diharapkan kegiatan ini dapat mendukung program pemerintah dan juga meningkatkan potensi ketahanan pangan khususnya di Gorontalo,” kata Addin saat mencanangkan Patriot Ketahanan Pangan GP Ansor Gorontalo.

Ia berharap, bahwa pelaksanaan serta inisiasi dari kegiatan ini bisa menumbuhkan sikap keberagamaan bagi para pemuda Ansor terutama di Gorontalo serta meningkatkan semangat persatuan untuk generasi emas 2045.

Transformasi ekonomi yang dilakukan oleh Addin Jauharudin mencerminkan arah baru GP Ansor sebagai organisasi kader yang tidak hanya memperjuangkan nilai, tetapi juga kesejahteraan. Organisasi ini mulai menyadari bahwa keberlanjutan gerakan sosial harus didukung oleh kemandirian finansial dan kedaulatan ekonomi.

GP Ansor : Pondasi Spritual, Sosial dan Ekonomi

Dalam konteks global yang makin kompetitif dan digital, GP Ansor memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pelopor gerakan ekonomi berbasis komunitas. Dengan jutaan kader yang tersebar dari kota hingga desa, serta jaringan pesantren dan masjid yang kuat, GP Ansor dapat menjadi ekuator baru dalam peta ekonomi umat Islam Indonesia.

Apa yang dilakukan Addin Jauharudin bisa jadi bukan sekadar inovasi organisasi, tetapi juga pergeseran paradigma. GP Ansor tidak lagi hanya dipandang sebagai lembaga pengkaderan, tetapi juga mesin ekonomi umat, tempat lahirnya pelaku usaha, penggerak ekonomi lokal, dan pelopor kemandirian umat.

Dengan semangat ini, Addin memberi contoh bahwa gerakan pemuda Islam tidak boleh sekadar idealis, tetapi juga harus realistis, solutif, dan berani membangun ekosistem ekonomi yang menyejahterakan. Geliat ekonomi GP Ansor di bawah kepemimpinannya bisa menjadi model inspiratif bagi organisasi pemuda lain dalam membangun masa depan yang lebih cerah—dengan pondasi spiritual, sosial, dan ekonomi yang kokoh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup