Hari Asyura 2025: Makna, Sejarah, dan Tradisi
Kabar Keislaman– Hari Asyura tahun ini jatuh pada 5 Juli 2025, bertepatan dengan 10 Muharram 1447 H, menurut kalender Hijriah. Hari ini merupakan momen penting dalam kalender Islam yang diperingati oleh seluruh umat Muslim, meski dengan cara dan pemaknaan yang berbeda antara Syiah dan Sunni.
Makna Asyura bagi Muslim Syiah
Bagi umat Syiah, Asyura adalah puncak dari Peringatan Muharram, yang memperingati tragedi Pertempuran Karbala pada tahun 680 M. Pada hari ini, Husain ibn Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, gugur dengan gagah berani melawan kezaliman dan ketidakadilan dari penguasa Yazīd dari Dinasti Umayyah.
Asyura menjadi simbol pengorbanan, keadilan, dan keteguhan iman, yang diperingati melalui prosesi, ziarah, drama sejarah, dan berbagai ritual duka.

Makna Asyura bagi Muslim Sunni
Sementara itu, bagi umat Sunni, Asyura adalah hari penuh keberkahan yang berkaitan dengan kisah Nabi Musa AS yang diselamatkan dari Firaun bersama Bani Israil. Nabi Muhammad SAW pun berpuasa pada hari Asyura sebagai bentuk syukur, dan menganjurkan umat Islam untuk melakukannya.
Banyak Muslim Sunni mengamalkan puasa Asyura (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram), sebagai bentuk ibadah dan introspeksi.
Sejarah Singkat Pertempuran Karbala
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, terjadi perpecahan mengenai siapa yang berhak menjadi pemimpin umat Islam. Hal ini melahirkan dua kubu besar: pendukung Abu Bakar (Sunni) dan pendukung Ali bin Abi Thalib (Syiah).

Saat Husain ibn Ali menolak baiat kepada Khalifah Yazīd, ia dan pengikutnya (termasuk keluarga dan sahabat dekat) diserang di Karbala. Mereka dikepung, dilarang mengakses air, dan pada hari ke-10 Muharram, seluruh kelompok Husain terbunuh satu per satu.
Husain menjadi simbol perlawanan terhadap tirani, dan kisahnya hidup hingga kini dalam jiwa jutaan Muslim.
Tradisi dan Ritual Ashura Saat Ini
Syiah: Prosesi besar-besaran di kota-kota seperti Najaf, Karbala, Beirut, Teheran, dan Lahore. Ribuan orang berpakaian hitam, memukul dada, mencambuk diri, dan menangis sebagai bentuk empati atas penderitaan Husain. Kuda putih sering diarak sebagai simbol kembalinya kuda Husain tanpa tuan.

Sunni: Melakukan puasa, membaca doa, dan merenungkan makna spiritual dari peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah Islam.
Asyura bukan sekadar sejarah masa lalu, melainkan cermin nilai-nilai keberanian, kebenaran, dan kesetiaan yang relevan sepanjang masa.

Tragedi Karbala menyentuh seluruh umat Islam, menjadi pengingat bahwa berdiri di sisi kebenaran kadang membutuhkan pengorbanan besar, namun selalu bermakna dalam sejarah kemanusiaan.