Honorer di Maros Menjerit: Gaji Dipotong, Hidup Kian Terjepit
Bakukabar.id,Maros – Dunia pendidikan di Kabupaten Maros tengah diguncang persoalan serius. Sejumlah tenaga honorer di sekolah-sekolah negeri mengaku mengalami pemotongan gaji yang signifikan, membuat mereka semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
ST, seorang ibu yang telah puluhan tahun mengabdi sebagai tenaga honorer di salah satu SMP di Maros, menceritakan beratnya beban yang kini ia tanggung. Dengan empat anak yang harus dinafkahi, honor sekolah yang justru semakin berkurang kini menjadi sumber keresahan.
“Dulu saya digaji Rp1 juta per bulan, tapi sekarang hanya menerima Rp500 ribu,” ucapnya dengan suara bergetar, Kamis (4/9/2025).
Penderitaan ST makin terasa berat lantaran sang suami, yang bekerja sebagai penjaga sekolah, juga mengalami nasib serupa. Gajinya yang semula Rp750 ribu kini hanya tinggal Rp250 ribu.
“Kami berharap pemerintah daerah maupun pusat bisa mendengar jeritan hati kami, agar hidup kami bisa lebih layak,” kata ST penuh harap.
Menanggapi keluhan tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros, Andi Wandi Bangsawan Putra Patabai, S.STP., MM, menjelaskan bahwa pemotongan honor ini bukan semata kebijakan daerah, melainkan konsekuensi dari Surat Edaran Kemendikdasmen Nomor 9 Tahun 2025.
“Dalam aturan tersebut, pembiayaan honor guru, pendidik, dan tenaga kependidikan non-ASN dibatasi maksimal 20% dari anggaran satuan pendidikan negeri, serta 40% bagi satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat,” jelas Andi Wandi. “Ketentuan itu berlaku dalam penggunaan BOP PAUD Reguler, BOS Reguler, dan BOP Kesetaraan Reguler Tahun Anggaran 2025.”
Hingga kini, para tenaga honorer dan penjaga sekolah di Maros masih menanti langkah nyata pemerintah untuk menghadirkan solusi yang lebih adil. Mereka berharap kebijakan yang diterapkan tidak hanya berorientasi pada regulasi pusat, tetapi juga benar-benar mempertimbangkan kesejahteraan tenaga pendidikan yang selama ini menjadi tulang punggung sekolah.