Inflasi Gorontalo Pada Juli Capai 1,34 Persen

Dwi Alwi Astuti Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo bersama Plt Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Gorontalo saat mengumumkan inflasi. (foto RAA)

GORONTALO, BAKUKABAR.id  – Pada bulan Juli 2025 Provinsi Gorontalo mengalami inflasi month to month (m-to-m)  sebesar 1,34 persen.

Pengumuman besaran inflasi iniu disampaikan Dwi Alwi Astuti Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo bersama Plt Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Gorontalo, Jumat (1/8/2025).

Dwi Alwi menjelaskan perkembangan harga berbagai komoditas pada Juli 2025 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Gorontalo, pada Juli 2025 terjadi inflasi y-on-y sebesar 3,12 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,86 pada Juli 2024 menjadi 109,16 pada Juli 2025.

“Provinsi Gorontalo juga mengalami inflasi month to month (m-to-m) sebesar 1,34 persen dan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 2,40 persen,” kata Dwi Alwi.

Inflasi y-on-y ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada delapan kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,16 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,58 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,40 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,51 persen; kelompok transportasi sebesar 0,51 persen;  kelompok pendidikan sebesar 2,19 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,80 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,72 persen.

Tiga kelompok pengeluaran mengalami deflasi y-on-y yaitu kelompok perlengkapan,  peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,20 persen; kelompok informasi,  komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,07 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan  budaya sebesar 0,16 persen.

“Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi y-on-y pada Juli 2025, antara lain beras, mie kering instant, ikan layang/ikan benggol, ikan malalugis/ikan sorihi, ikan selar/ikan tude, minyak goreng, kelapa, tomat, cabai rawit, bawang merah, santan jadi, kopi bubuk, sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (spm), tarif air minum pam, mobil, sepeda motor, akademi/perguruan tinggi, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan,” ujar Dwi Alwi.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain makanan ringan/snack, daging ayam ras, ikan mujair, ikan tuna, ikan asap, cakalang diawetkan, cumi-cumi, apel, kangkung, kacang panjang, daun bawang, kentang, susu bubuk untuk balita, teh, sabun cair/cuci piring, sabun detergen bubuk, bensin, tarif kendaraan roda 2 online, angkutan udara, dan telepon seluler.

Dwi Alwi juga menjelaskan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi m-to-m pada Juli 2025, antara lain beras, ikan cakalang/ikan sisik, ikan layang/ikan benggol, ikan malalugis/ikan sorihi, ikan selar/ikan tude, cumi-cumi, tomat, daun bawang, bawang merah, dan akademi/perguruan

tinggi.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain biskuit, ikan mujair, kangkung, ketimun, terong, kacang panjang, teh, air kemasan, paku, dan emas perhiasan.

Pada Juli 2025 kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi y-on-y yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,57 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen; kelompok transportasi sebesar 0,05 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,07 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,12 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,42 persen.

Sementara itu kelompok yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y yaitu; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,17 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya tidak memberikan andil/sumbangan signifikan terhadap inflasi/deflasi y-on-y.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup