Isu Bank Sulut Gorontalo Sebuah Potret Politik Permainan Elit

Saya membuat postingan pendek beberapa hari lalu ketika warga sedang memperbincangkan soal kegagalan Gorontalo masuk pada jajaran elite Bank Sulut Gorontalo (SulutGo).

Pagi ini saya mengajak semua pihak untuk mengurainya bahwa gonjang-ganjing Bank SulutGo itu hanya pintu salah satu permainan elit.

Untuk itu saya perlu memberikan batasan siapa kah elit itu dan seperti apa tabiat dasar elit. Bahwa kata elit itu dikenal sejak abad ke tujuh belas yang disematkan kepada mereka yang berada dipuncak pada sebuah komunitas atau kehidupan sosial dan mereka ini yang selalu disebut sebagai kaum penentu sejarah sebuah warga.

Dan tabiat dasar itu adalah selalu ingin mempertahankan dan memperluas pengaruhnya di masyarakat.

Pikiran awal ini coba kita gunakan untuk memahami dinamika yang terjadi pada kasus BSG. Bahwa siapakah elit dalam kasus ini, tentu dari kita bisa simpulkan adalah semua pimpinan daerah, yang juga sebagai pemegang saham di BSG.

Ingat ya… Tabiat elit yang paling dasar adalah selalu ingin mempertahan dan memperluas pengaruhnya.

Pilkada sebagai bukti nyata bahwa semua kepala daerah adalah orang yang berpengaruh dan terpilih didaerahnya masing-masing.

Kini mereka ingin memperluas pengaruhnya dalam skala lebih besar dan ingin dibuktikan dengan berhasil memenangkan posisi pimpinan di Bank SulutGo. Karena gagal maka semua mencari kambing hitam bahwa bukan pimpinan kabupaten dan kota yang gagal tapi Gusnar Ismail sebagai Gubernur Gorontalo.

Kegagalan Gusnar ingin dibangun sebuah stigma politik negatif bukan orang yang punya pengaruh ditingkat regional dan ini tidak menguntungkan Gorontalo.

Ujung permainan ini masih jauh yaitu pemilu 2029, dan ini baru awal permainan elit.

Saya menduga saja bahwa dibalik pernyataan sikap Wali Kota Adhan Dambea tentu bukan pernyataan yang lahir dari ruang yang hampa, biasanya dibalik itu ada sebuah langkah politik salah satu elit untuk membangun kekuatan baru yang dipersiapkan untuk pemilu 2029, artinya dalam hal ini bung Adhan tidak sendiri, mengapa memilih figur Wali Kota Adhan karena yang mempunyai sikap terbuka dan agresivitas politik yang dasyat, sehingga terjadi azas manfaat yaitu siapa menggunakan siapa? Dan ini biasanya sangat menarik pembicaraan di rumah-rumah kopi.

Terlintas saya membaca di media online bahwa partai Gerindra akan menghitung ulang atau menarik dukungan pada Gubernur Gusnar, maka saya mengambil kesimpulan sementara bahwa konflik ini muncul karena ada kepentingan Gerindra yang tidak terakomodir. Dan ini sangat memukul atau memalukan elit Gerindra karena dianggap tidak kuat pengaruhnya bukan hanya dimata kader tapi juga dimata elit Gerindra jakarta.

Rumus sederhana dan paling jadul dalam politik praktis adalah sikap mutung atau ngambek dari elite Gerindra akan menguntungkan elite partai lain, artinya Gerindra tereliminasi secara alamiah dalam permainan elite menyongsong Pilgub. Dan ini adalah bibit baru untuk membangun koalisi kedepan dalam rangka menjadi lawan politik Gusnar, siapa elitenya adalah Gerindra dan Wali Kota Adhan.

Sebenarnya yang punya kepentingan yang sama Ingin memperluas pengaruh politik ditingkat Provinsi dapat dipastikan semua kepala daerah tapi walikota Adhan mengambil posisi sejak awal sebagai kompetitor politik Gusnar, dan yang lain hanya menunggu karena memang gaya yang berbeda saja, tapi tabiat dasar adalah sama hanya soal gaya.

Itulah sebabnya sejak awal saya mengatakan bahwa isu bank Sulut hanya permainan elit yang tidak berguna bagi rakyat di pasar sentral, di sawah dan pesisir pantai.

Kemudian hadirnya seorang juru bicara Gubernur Gusnar yang secara natural memberikan pernyataan keras kepada Walikota Adhan, bisa dimaknai secara politik sebagai orang yang beruntung secara tidak sengaja alias ketidaktahuannya mengantarkan dirinya sebagai bagian permainan elit.

Jika Gubernur Gusnar yang tidak mempunyai gaya agresif seperti Walikota Adhan maka jubir yang agresif sangat diperlukan untuk mengahadapi gaya politik Adhan dambea.

Yang pasti bahwa permainan sudah dimulai dan Adhan menang start duluan.

Demikian catatan pagi ini dari daerah penggunaan yang sejuk di Jawa Barat.

12 April 2025

Oleh : Agung Mozin – Politis Senior,  Orang Gorontalo yang tinggal di Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup