Kecanduan Pasar Murah
Dalam klaim Pemprov, Kegiatan pasar murah merupakan bentuk kepedulian Pemerintah kepada masyarakat untuk meringankan beban dalam menghadapi instabilitas ekonomi yang terjadi saat ini. Kehadiran pasar murah dianggap sebagai Solusi kongkrit dalam menjaga aktifitas ekonomi daerah yang cenderung fluktuatif (kadang tumbuh, kadang turun).
Pemerintah Provinsi Gorontalo melakukan langkah mitigasi ekonomi dengan mengadakan pasar murah bagi masyarakat. Tak tanggung – tangung, beberapa waktu lalu pemprov menyediakan 1.500 paket sembako murah dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke- 79.
Seringnya diadakan pasar murah meyakinkan kita bahwa kondisi ekonomi saat ini belum mampu menentang goncangan ekonomi pasca covid-19 yang berdampak ke seluruh sektor kehidupan masyarakat. Pembangunan ekonomi dibutuhkan sebagai indikator utama kemajuan suatu wilayah yang berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat (Tahkim, 2016).
Pasar Murah Obat Pelipur Lara
Beberapa alasan pemprov mengadakan pasar murah seperti menekan laju inflasi, harga pangan, memperkuat daya beli, dan lain – lain. Bahwa pasar murah merupakan kehendak baik dari pemerintah memang tidak bisa dibantah lagi, tetapi hal tersebut belum merupakan solusi kongkrit dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi masyarakat. Seperti kajian dari paham ekonomi Keynesianisme, bahwa pengeluaran pemerintah berperan penting dalam merangsang ekonomi khususnya selama masa krisis.
Di tahun 2024, berdasarkan data yang dihimpun oleh penulis, pemerintah provinsi Gorontalo mengadakan operasi pasar murah sebanyak 27 kali. Jika diakumulasikan dalam 12 bulan, pemerintah provinsi Gorontalo dalam setiap bulan mengadakan 2 kali kegiatan pasar murah. Bahwa di tahun tersebut penulis mengingatkan, tahun 2024 terdapat dua momentum politik yaitu pemilu sekaligus pilpres, dan pilkada serentak. Di tahun ini—2025 tercatat selama kurun waktu 6 bulan (per 2 juli 2025) Pemprov telah mengadakan operasi pasar murah sebanyak 8 kali.
Operasi pasar murah telah menjelma sebagai langkah intervensi dari pemerintah dalam menstabilkan ekonomi di sebuah Kawasan. Tidak hanya di Gorontalo, beberapa daerah lainnya juga menerapkan hal yang sama. Pasar murah sebagai salah satu upaya intervensi dalam mengendalikan inflasi, menunjang daya beli masyarakat, dan menjaga pasokan kebutuhan masyarakat bisa dikatakan cukup efektif untuk diterapkan.
Namun, pengadaan pasar murah secara terus menerus dalam waktu yang lama akan menyebabkan kecanduan masyarakat terhadap bantuan yang diberikan oleh pemerintah serta menghambat pertumbuhan ekonomi di suatu Kawasan. Dengan kata lain, Solusi berkelanjutan dan jangka panjang sangat dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
Selain itu, distribusi pasar murah yang kurang merata menyebabkan timbulnya ketimpangan yang makin meluas antar kawasan. Jangkauan distribusi pasar murah yang terbatas belum mampu menjangkau masyarakat yang butuh. Selain keterjangkauan, pasar murah yang diadakan pemprov cenderung tidak tepat sasaran. Sosialisasi yang minim terhadap masyarakat menengah kebawah justru tidak tersampaikan dan cenderung tidak merata. Akibatnya, masyarakat yang rentan dan perlu dibantu justru tidak mendapatkan haknya.
Instabilitas Harga Pangan
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi padi Gorontalo naik menjadi 251,4 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) pada tahun 2023. Namun, pada tahun 2024 produksi mengalami penurunan signifikan sebesar 13% menjadi hanya 218,7 ribu ton GKG atau setara dengan 122 ribu ton beras. Penurunan produksi ini dipicu oleh faktor cuaca, keterbatasan irigasi, dan pergeseran lahan pertanian.
Produksi yang menurun tentu berimplikasi langsung pada pasokan kebutuhan pangan masyarakat. Ketika pasokan berkurang sementara permintaan tetap atau bahkan meningkat, maka harga cenderung naik. Contohnya beras, di tahun 2024 harga beras di Gorontalo pernah mencapai harga beras termahal se Indonesia. Padahal di waktu yang sama, impor beras di Gorontalo makin menurun.
Hal yang disangsikan pemprov saat ini adalah penyebab instabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat. Selama ini pasar murah dijadikan “obat” yang meredakan krisis sesaat tanpa adanya solusi jangka panjang berkelanjutan. Banyak faktor di hulu yang perlu dibenahi seperti kebijakan distribusi dan infrastruktur logistik yang lebih efisien.
Pasar murah justru sangat penting untuk diterapkan sebagai Langkah intervensi pemerintah. Alih – alih sebagai pilihan alternatif, langkah tersebut dianggap sebagai jawaban utama atas persoalan ekonomi di Gorontalo. Disinilah kekeliruan yang perlu dievaluasi.
Pemerintah perlu menyeimbangkan antara pengadaan pasar murah dengan strategi jangka panjang berbasis produksi, distribusi, dan perlindungan usaha kelompok tani. Dengan adanya hal itu, pasar murah tidak perlu diadakan secara menahun seperti tahun – tahun sebelumnya.
Oleh: Hafiz Aqmal Djibran, S.Ikom