Konflik Iran – Israel : Indonesia Diminta Antisipasi Dampak Terukur
Bakukabar.id, Nasional – Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah menyoroti dampak akibat memanasnya konflik antara Iran dan Israel, termasuk kepada Indonesia. Ia pun meyakini Pemerintah sudah menyiapkan langkah antisipatif yang terukur dalam menyikapi eskalasi perang di Timur Tengah itu.
Kekhawatiran yang muncul akibat konflik Iran-Israel bukan hanya persoalan geopolitik semata. Perang Iran-Israel juga mengancam sektor energi perdagangan hingga investasi nasional dunia, tak terkecuali bagi Indonesia.
“Kita sangat rentan terhadap dampak global, terutama kenaikan harga minyak dan tekanan terhadap rupiah. Ini bisa memperbesar beban subsidi, memicu inflasi, dan menekan daya beli masyarakat,” kata Charles Meikyansah dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Politisi Fraksi Partai NasDem ini berpandangan ketegangan di Timur Tengah akan mengganggu jalur distribusi minyak seperti Selat Hormuz, dikhawatirkan berdampak langsung pada perekonomian. Menurutnya, Indonesia sebagai negara pengimpor minyak menghadapi risiko kenaikan biaya logistik, tekanan terhadap neraca perdagangan, dan gangguan pada stabilitas fiskal.
Selain itu, ketidakpastian global juga bisa menurunkan minat investasi dan memperlambat ekspansi pelaku usaha. Meski demikian, Charles meyakini Pemerintah mampu menghadapi tekanan global yang ada.
“Saya yakin Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan langkah antisipatif yang terukur dalam menghadapi tantangan ini,” tutur Legislator dari Dapil Jawa Timur IV itu.
Keyakinan Charles didasarkan pada komunikasi aktif Prabowo dengan para pemimpin dunia, yang diyakini mampu menjembatani ketegangan antara Iran dan Israel. Kemudian juga dengan mitigasi yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga terkait,
“Presiden Prabowo sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah kepala negara, dan itu menjadi modal awal penting untuk membangun koordinasi ekonomi dan politik luar negeri yang lebih strategis,” ungkap Charles.
Anggota komisi yang membidangi urusan keuangan negara itu pun mendorong Pemerintah untuk memperkuat koordinasi fiskal-moneter dalam menghadapi dinamika geopolitik global. Charles juga meminta Pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan harga energi.
“Tentunya Pemerintah melalui kementerian terkait kita harapkan juga dapat menyiapkan skenario subsidi yang tepat sasaran, menjaga defisit dalam batas aman, dan memberikan kepastian arah kebijakan ekonomi bagi pelaku usaha,” paparnya.
Menutup pernyataan resminya, Charles berharap konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia dapat segera berakhir. Mengingat perang menyebabkan banyak korban sipil berjatuhan.
“Kita berharap perdamaian dapat segera terwujud sehingga stabilitas ekonomi dunia dapat terjamin, termasuk untuk Indonesia,” tutup Charles.
Seperti diketahui, konflik Israel dan Iran kini sudah menjadi perang terbuka. Pada 13 Juni 2025, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke lebih dari 12 lokasi strategis di Iran lewat operasi Operation Rising Lion. Iran membalas menyerang dengan operasi bernama Operation True Promise III.
Saling serang Iran-Israel terus terjadi hingga 17 Juni tak ada tanda-tanda konflik kedua negara mulai mereda. Hingga Senin, 17 Juni, serangan Israel ke Iran dilaporkan telah menyebabkan sekitar 224 orang tewas dan antara 1.481 orang terluka.