Menghadirkan Dokter Spesialis di Pulau Dudepo
GORONTALO, BAKUKABAR.id – Hari masih pagi ketika perahu kayu bermesin tempel mulai bergerak dari dermaga kecil di pesisir Gorontalo Utara. Di atasnya, tampak rombongan dari Dinas Kesehatan Gorontalo Utara duduk bersisian dengan peralatan medis yang dikemas dalam kardus. Di antara mereka ada belasan dokter, sebagian merupakan dokter spesialis dari berbagai rumah sakit daerah.
Tujuan kali ini bukan kota besar atau pusat keramaian. Mereka menyeberang menuju Pulau Dudepo sebuah pulau kecil yang hanya bisa diakses lewat laut, sekitar 25 menit perjalanan dari daratan utama.
Desa Dudepo adalah satu dari sedikit desa di Gorontalo Utara yang letaknya terpisah dari daratan. Fasilitas kesehatan terbatas, dan tenaga medis pun tidak selalu tersedia. Bagi warga, mendapatkan pemeriksaan medis menyeluruh butuh biaya dan waktu yang tidak sedikit. Seringkali, itu berarti harus menunggu sakit memburuk dulu, baru kemudian memutuskan berlayar ke kota.
Namun hari itu berbeda. Dalam rangka program Pra Motabi Kambungu, bagian dari 100 hari kerja Bupati Thariq Modanggu dan Wakil Bupati Nurjanah Yusuf, Dinas Kesehatan Gorontalo Utara melakukan pelayanan langsung ke lapangan, dengan membawa konsep sederhana : hadir lebih dulu, sebelum penyakit menyebar atau memburuk.
Sesampainya di Desa Dudepo, rombongan disambut hangat oleh warga dan perangkat desa. Tenda-tenda sederhana sudah berdiri di halaman terbuka, dijadikan pos pemeriksaan. Beberapa petugas sibuk mengatur alur antrean. Di sudut lain, masyarakat tengah menunggu giliran dengan tertib.
Warga tidak hanya datang untuk berobat. Beberapa tampak ingin tahu saja, sekedar memeriksa tekanan darah atau berkonsultasi soal keluhan ringan yang selama ini mereka abaikan. Yang pasti antusiasme terhadap keberadaan dokter spesialis begitu tinggi.
“Biasanya harus ke kota. Kadang niat ada untuk berobat, tapi ongkos tidak cukup,” kata Hasan seorang warga Dudepo yang mengaku senang dengan adanya pelayanan kesehatan bebas biaya tersebut, Kamis (31/7/2025).
Selama beberapa jam, para dokter bekerja hampir tanpa jeda. Pemeriksaan umum, diagnosa awal, pemberian obat, hingga konsultasi pribadi dilakukan satu demi satu. Beberapa kasus ditemukan dalam kondisi cukup serius dan perlu dirujuk untuk tindak lanjut di fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Namun sebagian besar masalah yang ditemui masih bisa ditangani langsung di tempat.
Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara, Sri Fenty N. Sagaf, yang turut mendampingi kegiatan ini, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pendekatan pelayanan aktif yang ingin dibangun di masa kepemimpinan baru.
“Banyak desa di Gorut yang aksesnya tidak mudah. Salah satunya Desa Dudepo ini. Maka tentunya kita tidak bisa menunggu mereka datang ke kita. Justru kita yang harus datang ke mereka,” jelasnya.
Menurutnya, wilayah kepulauan seperti Dudepo punya tantangan tersendiri. Selain faktor geografis, ada juga hambatan psikologis: rasa jauh dari perhatian. Ketika pemerintah hadir langsung, hal itu ikut membangun kepercayaan.
Meski hanya berlangsung dalam satu hari, kegiatan ini meninggalkan kesan yang kuat. Warga tidak hanya pulang dengan segenggam obat ditangan, tetapi juga dengan rasa percaya diri yang lebih tinggi tentang kondisi kesehatannya.
Pra Motabi Kambungu merupakan gerakan menyusuri jalan-jalan sempit, menyeberang laut, menembus batas untuk mendekatkan pelayanan ke masyarakat. Pulau Dudepo hanyalah awal. Program pelayanan hingga ke pelosok ini menjadi bagian dari program Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail dan Wagub Idsah Syahidah.