Pelatihan ACLS Untuk Kegawatdaruratan Kardiovaskular

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa (tengah) saat membuka Pelatihan Advance Cardiac Life Support (ACLS) pada Senin (21/07/2025) bertempat di Grand Q Hotel Kota Gorontalo. (foto MD)

GORONTALO, BAKUKABAR.id – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, secara resmi membuka kegiatan Pelatihan Advance Cardiac Life Support (ACLS) pada Senin (21/07/2025) bertempat di Grand Q Hotel Kota Gorontalo. Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, khususnya dokter di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), dalam menangani kasus-kasus kegawatdaruratan kardiovaskular.

Dalam sambutannya, Anang menegaskan bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) merupakan penyebab kematian utama secara global maupun nasional. Berdasarkan data WHO, lebih dari 17,8 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit kardiovaskular. Di Indonesia sendiri, angka kematian akibat penyakit ini mencapai sekitar 651.481 jiwa per tahun, di mana penyakit jantung koroner dan stroke menjadi penyumbang terbesar.

“Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023 menyebutkan bahwa stroke menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia, dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 331 ribu jiwa,” ungkap Anang.

Anang juga menyampaikan bahwa berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi penyakit jantung di Indonesia mencapai 1,5% dari total populasi atau sekitar 2,7 juta jiwa, dan angka ini cenderung tinggi pada kelompok usia produktif, terutama di rentang usia 55 hingga 64 tahun.

Di Provinsi Gorontalo, data skrining penyakit jantung tahun 2024 menunjukkan dari total sasaran 52.798 orang, baru 17.952 (38%) yang telah diskrining, dengan 350 orang (2%) terdiagnosis penyakit jantung. Hingga Juni 2025, dari 16.231 yang diskrining, sebanyak 339 orang (2%) terdiagnosis.

“Faktor risiko seperti hipertensi, diabetes melitus, obesitas, merokok, kurang aktivitas fisik, serta pola makan tidak seimbang masih menjadi tantangan besar yang berkontribusi terhadap tingginya angka kasus penyakit jantung,” lanjut Anang.

Melalui pelatihan ACLS ini, para dokter peserta diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dalam penanganan pasien henti jantung serta kegawatdaruratan kardiovaskular lainnya, yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat di fasilitas pelayanan kesehatan.

Pelatihan ini diikuti oleh tenaga medis dari berbagai daerah, yakni Kota Gorontalo 2 Puskesmas, Kabupaten Gorontalo Utara 6 Puskesmas, Kabupaten Gorontalo: 11 Puskesmas, dan Kabupaten Bone Bolango 6 Puskesmas

“Pelatihan ACLS ini menjadi bagian dari komitmen kami untuk menyiapkan tenaga medis yang tanggap dan terlatih dalam menyelamatkan nyawa, khususnya pada kasus-kasus kardiovaskular yang membutuhkan tindakan segera,” tutup Anang.

Pelatihan ini diharapkan menjadi awal dari penguatan sistem layanan kegawatdaruratan jantung di Provinsi Gorontalo demi menekan angka kematian dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup