Pemerintah Meninjau Langsung Pengolahan Sampah Jadi Tenaga Listrik. Seperti Apa?

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo, Surabaya, Rabu (16/4/2025).

Bakukabar.id, Gorontalo – Presiden Prabowo Subianto tengah menunjukan keseriusannya menanggulangi sampah diberbagai daerah. Bahkan agenda tersebut masuk dalam program pemerintahan Kabinet Merah Putih.

Prabowo menegaskan persoalan sampah harus menjadi perhatian pemerintah pusat maupun daerah.

Melalui Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan tengah mendorong infrastruktur pengelolaan sampah di kota-kota besar.

Hal tersebut bisa melalui penerapan teknologi modern seperti Waste to Energy.

Baru-baru ini, Kemenko Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninjau langsung infrastruktur pengelolaan sampah menjadi energi listrik di Pengelolaan Sampah Energi Listrik (PSEL) Benowo, Surabaya, Jawa Timur.

“Jadi kunjungan kami hari ini ke sini untuk melihat secara langsung operasi dari PSEL yang ada di Benowo, yang kita tahu sudah berjalan efektif selama kurang lebih 4 tahun terakhir. Saya mengapresiasi, kami semua mengapresiasi, karena sampah ini merupakan persoalan kita semuanya,” ujar Menko AHY, dikutip bakukabar.id, Jumat (18/4/2025).

PSEL merupakan salah satu pengelolaan sampah paling modern di Indonesia dengan kapasitas pengelolaan 1.600 ton sampah per hari.

“PSEL ini per hari mengelola 1.600 ton setiap hari dengan memanfaatkan dua pendekatan teknologi utama, yakni gas power plant dan gasifikasi”, kata AHY.

Sistim pengelolaan sampah di Benowo terbaru menjadi dua jalur. Pertama ia menghasilkan metana menggunakan gas power plant dan dapat menghasilkan 1,65 hingga 2 megawatt. Sedang untuk 1000 ton, PSEL ini menggunakan metodologi gasifikasi.

Pada proses ini, proses pengolahan sampah akan menghasilkan panas yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik dan dialirkan ke gardu induk PLN Altaprima.

Menurut Menko AHY, pemerintah menyadari bahwa setiap kota memiliki tantangan yang berbeda dalam hal volume dan jenis sampah, sehingga pendekatan infrastruktur harus disesuaikan.

“Tentu ada skala yang harus kita lihat secara cermat. Tidak semua harus menggunakan teknologi seperti ini. Ada juga bahkan karena lebih besar lagi, contohnya metropolitan Jakarta yang 8.000 ton per hari itu juga tentunya harus lebih besar lagi kapasitasnya, teknologinya juga harus lebih kuat lagi,” pungkas Menko AHY.

AHY juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah diberbagai daerah.

“Kami, saya sendiri bersama jajaran Kementerian Pekerjaan Umum tentunya bersama Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, kita harus bersinergi karena sampah ini dari hulu ke hilir,” jelasnya.

Sebagai salah satu model terbaik di Indonesia, PSEL Benowo diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pembangunan infrastruktur serupa di kota-kota besar lainnya.

“Instalasi ini yang hadir di Benowo, Surabaya, harus bisa menjadi salah satu model, karena bisa dikatakannya salah satu yang terbaik di Indonesia untuk bisa mengurai permasalahan sampah di kota-kota besar metropolitan,” ujar Menko AHY.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup