Pemkot Gorontalo Data 433 Guru Ngaji, Wali Kota Instruksikan Penyesuaian Jumlah dengan Santri

Wali Kota, Adhan Dambea Instruksikan Penyesuaian Jumlah Guru ngaji dengan Santri, Minggu (24/8/2025)

BAKUKABAR.id – Pemerintah Kota Gorontalo melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) saat ini tengah memverifikasi dan mengantongi data jumlah guru ngaji yang mengajar di TPA dan TPQ di seluruh wilayah kota. Berdasarkan laporan terbaru, tercatat ada 433 guru ngaji yang aktif mengajar, Minggu  (24/8/2025

Data tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Kesra, Sukamto, dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan yang digelar di Bandhayo Lo Yiladia (BLY).

“Izin Pak Wali, jumlah guru ngaji 433,” lapor Sukamto kepada Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea.

Menanggapi laporan tersebut, Wali Kota Adhan menegaskan pentingnya menyeimbangkan jumlah guru ngaji dengan jumlah santri di setiap TPA dan TPQ, mengingat keterbatasan anggaran daerah saat ini.

“Kalau dulu, anggaran banyak. Makanya saya memprogramkan gaji untuk guru ngaji. Sekarang anggaran sangat memprihatinkan. Saya mengawali pemerintahan saat ini dengan kondisi minus. Ada utang PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) yang harus dibayar tiap bulan,” ujar Wali Kota Adhan.

Ia mencontohkan ketidakseimbangan yang sering terjadi, seperti dua guru ngaji mengajar hanya lima santri, yang dinilai tidak efisien. Untuk itu, dirinya menginstruksikan agar minimal satu guru ngaji membina 20 santri.

“Tidak mungkin jumlah santri hanya lima orang kemudian gurunya dua. Minimal 20 santri diajari satu guru ngaji,” tegasnya.

Menindaklanjuti arahan tersebut, Bagian Kesra akan segera melakukan penyesuaian dengan melibatkan kerja sama antara lurah dan camat untuk memastikan distribusi guru ngaji berjalan proporsional dan sesuai kebutuhan riil di lapangan.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya efisiensi anggaran sekaligus peningkatan kualitas pembinaan keagamaan di Kota Gorontalo, tanpa mengabaikan kesejahteraan guru ngaji sebagai ujung tombak pendidikan Al-Qur’an di masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup