Sagita Wartabone : Pengentasan Kemiskinan Tidak Semudah Membalikan Telapak Tangan
Bakukabar.id, Gorontalo– Kadis Sosial Provinsi Gorontalo mengatakan, bahwa pengentasan kemiskinan di Gorontalo tidak semudah membalikan telapak tangan. Hal itu butuh upaya (effort) semua pihak.
“Sebab mengentaskan kemiskinan itu butuh effort besar karena yang kita hadapi itu banyak”, kata Sagita dalam sebuah talk show yang gagas RRI Gorontalo, Selasa (13/5/2025).
Meskipun kata Sagita, program-program pengentasan kemiskinan dari pemerintah cukup banyak dan program tersebut datang dari pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten/kota.
“Terkait dengan program pengentasan kemiskinan tidak bisa dipungkiri banyak yang kita gelontorkan baik di provinsi , kabupaten kota, termasuk pemerintah pusat.
Diketahui, Pemerintah Provinsi dalam hal pengentasan kemiskinan telah mem intervensinya melalui bantuan dalam bentuk pangan (BLP3G) yang menyasar 40 ribu masyarakat miskin ekstrim pada tahun 2023.
Sementara untuk tahun 2024, kata Sagita, pemerintah telah menyasar keluarga penerima manfaat (KPM) bagi masyarakat miskin ekstrim sebanyak 23 ribu.
“Tujuannya untuk membantu masyarakat miskin ekstrim. Mereka yang tdk bekerja, yang hanya pasrah di rumah”, paparnya.
Selain itu, pengentasan kemiskinan pun dibarengi dengan program pemberdayaan ekonomi bagi mereka yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Hal tersebut merupakan strategi pemerintah dalam meningkatkan pendapatan masyarakat yang masuk dalam data tersebut.
Diskusi yang bertajuk; Bantuan sosial Solusi mengatasi kemiskinan, efektifkah? Itu menghadirkan dua narasumber lainnya, yakni Sosiolog UNG, Dr. Funco Tanipu, MA dan Pengamat Ekonomi Prof. Syarwani Canon, M.Si.
Sementara, Pengamat Ekonomi Prof. Syarwani Canon, M.Si menyampaikan, bahwa sejauh ini pemerintah di Gorontalo telah maksimal dalam menanggulangi kemiskinan.
Syarwani menilai, penurunan kemiskinan di Gorontalo bisa dilihat sejak pembentukan Provinsi Gorontalo pada tahun 2000 hingga saat ini.
“Penurunan awal-awal saat pembentukan provinsi Gorontalo menurun cukup tajam, namun semakin kemari landai atau naik turun”, paparnya.
Meskipun, kata Syarwani, pemerintah sudah sangat maksimal terkait program pengentasan kemiskinan, baik ditingkat nasional, provinsi dan kabupaten kota.
“Bagi saya, agar Gorontalo dapat keluar dari tingkat kemiskinan dengan menggenjot kebutuhan primer masyarakat, termasuk pendidikan dan kesehatan”, kata Syarwani.
Ke depan, hal ini perlu menjadi prioritas pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten/kota sehingga dapat diketahui apa penyebabnya.
Di satu sisi, Syarwani mengungkapkan, bahwa Ibu Kota Provinsi Gorontalo yakni kota Gorontalo termasuk daerah termahal ke – 88 dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia.
“Artinya kota Gorontalo itu masuk ke dalam garis kemiskinan dan nomor 1 di Sulawesi”, katanya.