Tahajud Sang Aktivis Reborn: Napas Baru Tasawuf Progresif dalam Sastra Indonesia
BAKUKABAR.id— Dunia literasi spiritual Indonesia kembali hidup dengan hadirnya edisi re-born novel Tahajud Sang Aktivis, karya Pepi Al Bayqunie, seorang penulis sekaligus aktivis kebudayaan dan Gusdurian di Sulawesi Selatan yang dikenal dengan pendekatan Islam progresif dan humanis.
Novel ini bukan sekadar fiksi keagamaan. Ia adalah refleksi mendalam tentang perjalanan iman, kegelisahan eksistensial, dan pencarian makna hidup yang berpijak pada nilai-nilai tasawwuf. Tahajud Sang Aktivis mengajak pembaca menyelami spiritualitas yang membumi—agama yang tidak terjebak dalam dogma kaku, tapi tumbuh dari kesadaran kemanusiaan.
Ketika Tasawuf dan Aktivisme Bertemu
Tokoh utama novel ini, Zaki, adalah potret Muslim muda yang resah. Ia bertanya, meragukan, mencari, lalu menemukan bahwa iman bukan sekadar ritual, tetapi perjuangan batin yang hidup berdampingan dengan nurani kemanusiaan.
Zaki dipertemukan dengan Karaeng Anom, seorang sufi kontemporer yang membawa nuansa spiritualitas dalam diam. Dialog antara keduanya menjadi titik balik dalam perjalanan Zaki, dan sekaligus menjadi jembatan antara keberanian berpikir kritis dan kedalaman dzikir yang menenangkan.
Bukan Tasawuf yang Pasif, Tapi Progresif
Melalui novel ini, Pepi Al Bayqunie menolak dikotomi lama antara ortodoksi dan liberalisme yang sering memperhadap-hadapkan agama dan kemanusiaan. Sebaliknya, ia menawarkan jalan ketiga: tasawuf progresif—sebuah pendekatan spiritual yang tetap setia pada substansi ajaran Islam, namun terbuka terhadap realitas sosial dan keadilan.
“Agama dan kemanusiaan bukan dua kutub yang harus dipisahkan, tapi satu kesatuan yang tak terpisahkan,” tulis Pepi dalam pengantar novel ini.
Sebuah Bacaan untuk Jiwa dan Pikiran
Dengan gaya penulisan yang sederhana namun sarat makna, Tahajud Sang Aktivis menjadi bacaan wajib bagi siapa pun yang tengah mencari kedalaman spiritual di tengah kompleksitas zaman.
Kehadirannya bukan hanya memperkaya khasanah sastra Islam di Indonesia, tapi juga menjadi ruang refleksi bagi pembaca lintas latar belakang—aktivis, santri, pencari makna, hingga akademisi.
Dapatkan Sekarang!
Edisi re-born Tahajud Sang Aktivis kini tersedia secara terbatas di sejumlah toko buku independen, serta bisa dipesan langsung melalui kanal pribadi penulis resmi @pepi_albayqunie (Instagram) dan @saprillah.albayqunie (Facebook)
Bonus khusus untuk 100 pembeli pertama: tanda tangan langsung dari penulis
Apaka Kata mereka ?
“Tahajud Sang Aktivis bukan sekadar novel. Ia adalah jalan sunyi yang penuh cahaya, tempat kita menemukan ulang makna agama dalam denyut kemanusiaan”, kata Abdul Kadir Direktur Yayasan Pendidikan Nulondalo
Sudahkah Anda membacanya?