Tekan Penyakit Menular Melalui Pelatihan Entomolog Puskesmas

Pelatihan surveilans dan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit bagi tenaga entomolog kesehatan di puskesmas. (foto MD)

GORONTALO, BAKUKABAR – Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara Sri Fenty N Sagaf mengatakan bahwa pelatihan Entomolog Puskesmas merupakan langkah penting untuk meningkatkan kapasitas tenaga Puskesmas sehingga mampu menekan angka penyakit menular akibat vektor.

Hal itu disampaikan Kadinkes Sri Fenty saat menutup secara resmi kegiatan Pelatihan Surveilans dan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Bagi Tenaga Entomolog, yang digelar di Hotel Amaris Kota Gorontalo, Sabtu (19/07/2025).

Pelatihan ini telah berlangsung selama 6 (enam) hari dan diikuti oleh para tenaga entomolog dari berbagai puskesmas di wilayah Gorontalo Utara.

Para peserta mendapatkan berbagai materi terkait pengamatan penyakit menular serta cara mengenali dan mengendalikan vektor penyakit, seperti nyamuk dan tikus.

Dalam sambutannya, Sri Fenty menyampaikan apresiasi atas semangat para peserta dalam mengikuti pelatihan hingga selesai.

Ia berharap pengetahuan yang didapat bisa langsung diterapkan di lapangan, khususnya dalam upaya mencegah penyebaran penyakit seperti demam berdarah, malaria dan leptospirosis.

“Puskesmas adalah garda terdepan dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit di masyarakat. Tenaga entomolog berperan penting dalam hal ini. Pelatihan ini adalah bagian dari penguatan kapasitas mereka,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa pengendalian vektor tidak hanya soal membunuh serangga pembawa penyakit.

Pengendalian vektor, menurut Sri Fenty, juga menyangkut pemahaman atas lingkungan dan perilaku masyarakat, serta kemampuan menjajaki kerja sama lintas sektor.

Sri Fenty berharap pelatihan semacam ini bisa terus dilakukan secara berkala agar kapasitas tenaga kesehatan di puskesmas semakin meningkat.

“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Kami percaya bahwa dengan tenaga kesehatan yang terlatih, masyarakat akan lebih terlindungi dari ancaman penyakit menular,” tutup Sri Fenty.

Selama pelatihan, peserta juga diajak praktik langsung di lapangan. Mereka belajar cara menangkap nyamuk menggunakan alat khusus, mengenali jenis-jenis vektor, serta melakukan identifikasi larva di pemukiman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup