Tradisi Memperingati 1 Muharram di Gorontalo: Perpaduan Spiritualitas dan Budaya

Salah satu tradisi memperingati 1 Muharram yakni dengan Pawai Busana Muslim anak-anak/ilustrasi

Bakukabar.id, Gorontalo – Bulan Muharram, khususnya tanggal 1 Muharram, bukan hanya menandai tahun baru dalam kalender Islam, tetapi juga menjadi momen penting refleksi dan spiritualitas bagi masyarakat Gorontalo. Di wilayah ini, peringatan Muharram tidak sekadar seremonial, namun sarat dengan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal.

Tradisi Buruda di Makam-makam Aulia

Salah satu tradisi yang masih dilestarikan adalah Buruda atau Burdah, yakni kegiatan ziarah ke makam – makam Aulia atau  makam keramat diringi syair-syair pujian kepada Nabi. Biasanya gelaran ini dilaksanakan  pada malam 1 Muharram.

“Ada pula tradisi pembacaan Madih Burdah yang tujuannya untuk pengobatan”, kata Ustadz Rionadi Doe, S.Pd.I, tokoh agama di Gorontalo.

Buruda atau Burdah, tradisi memperingati malam 1 Muharram yang digelar di Makam-makan Aulia atau keramat di Gorontalo dengan pembacaan doa dan syair-syair pujian untuk Baginda Nabi Saw/ Foto PP Sirojuth Tholibin.

Menurutnya, makna 1 Muharram bagi masyarakat Muslim Gorontalo adalah momentum  membenahi diri dan berdoa agar setahun ke depan  untuk mendapatkan  hal-hal lebih baik.

Doa bersama dan Makan Kue Tradisional

Masyarakat Muslim di Gorontalo menggelar kegiatan doa bersama yang biasanya digelar di rumah-rumah warga, masjid, atau pusat-pusat kegiatan keagamaan. Setelah berdoa, masyarakat akan makan bersama, saling berbagi makanan tradisional khas Gorontalo seperti:

  • Kue Apangi
  • Kue Perahu
  • Kolombengi
  • Tili Aya
  • Nasi kuning
  • Bubur putih merah (bubur syukuran)
Kue Apang Colo biasanya disajikan warga Muslim di Gorontalo saat peringatan 1 Muharram

Tradisi ini memperkuat rasa persaudaraan, semangat gotong royong, dan penghormatan terhadap leluhur.

Menurut Akademisi IAIN Sultan Amay Gorontalo Dr. Hamid Pongoliu, hal tersebut bukan hanya mengandung tradisi, melainkan ciri khas umat islam di Gorontalo dalam memperingati 1 Muharram.

“Dalam islam sendiri ada anjuran untuk bersedekah. Nah hal ini masuk dalam anjuran tersebut. Bagaimana setiap insan dapat memperkuat hubungan manusia dengan manusia lainnya (hablumminannas), terangnya.

Pembacaan Doa Akhir dan Awal Tahun Hijriah

Di malam pergantian tahun Hijriah, umat Islam di Gorontalo melaksanakan pembacaan doa akhir tahun dan awal tahun  di masjid-masjid atau surau. Doa ini bertujuan memohon ampunan atas kesalahan masa lalu dan harapan hidup lebih baik di tahun baru.

Doa bersama peringatan 1 Muharram di Surau-surau atau Masjid/Foto : Lensa islami

Biasanya, kegiatan ini dipadukan dengan ceramah agama (tausiah) yang mengangkat tema hijrah, perubahan diri, dan semangat keislaman.

Parade Busana Muslim Anak-anak

Beberapa daerah di Gorontalo juga menggelar Parade Busan Muslim anak-anak, menandai semangat hijrah dan menanamkan kecintaan kepada Islam sejak dini. Anak-anak berpakaian muslim sambil melafazkan doa-doa pilihan, berjalan bersama menuju tempat yang telah ditentukan penyelenggara kegiatan.

Kegiatan ini biasanya dihelat pemerintah daerah yang berkerjasama dengan organisasi keagamaan islam,  guru-guru pengajian, takmir masjid, atau kelompok pemuda Islam setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup